AliranEmpirisme atau aliran yang berdasarkan pada pengalaman bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkmbangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulant-stimulan.Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan
To achieve the objectives of learning in the classroom many things are needed, because the process is a complex phenomenon. One of the influences is the educator's understanding of the existence of students. Educators must know the views of various streams of education about students. This paper focuseses on nativism, empiricism, and convergence in understanding students. The flow of nativism holds that the development of students is determined from birth. This stream believes that human development is determined by its defenders. Environmental factors have less influence on children's education and development. Therefore, the results of education are determined by birth-born talent. The flow of empiricism assumes that children born into the world are like white paper. White paper will have patterns and writing that are scratched by the environment. Educators as external factors play a very important role, because educators provide an educational environment for children, and children will receive education as experience. This experience will shape the behavior, attitudes, and character of the child based on the educational goals. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 243 PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME, DAN KONVERGENSI MUSDALIFAH Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Jl. HM. Yasin Limpo No. 36 Makassar Email gaffarmusdalifah Abstract To achieve the objectives of learning in the classroom many things are needed, because the process is a complex phenomenon. One of the influences is the educator's understanding of the existence of students. Educators must know the views of various streams of education about students. This paper focuseses on nativism, empiricism, and convergence in understanding students. The flow of nativism holds that the development of students is determined from birth. This stream believes that human development is determined by its defenders. Environmental factors have less influence on children's education and development. Therefore, the results of education are determined by birth-born talent. The flow of empiricism assumes that children born into the world are like white paper. White paper will have patterns and writing that are scratched by the environment. Educators as external factors play a very important role, because educators provide an educational environment for children, and children will receive education as experience. This experience will shape the behavior, attitudes, and character of the child based on the educational goals. Keywords Nativism, Empirism, Convergence PENDAHULUAN iantara komponen terpenting dalam pendidikan dalah peserta didik. Dalam perspektif pendidikan, peserta didik merupakan subyek dan obyek. Oleh karena aktivitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik didalamnya. Pengertian yang utuh tentang konsep pserta didik merupakan salah satu fakor yang perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh pihak khususnya yang terlibat secara langsung dalam pendidikan. Tanpa pemahaman yang utuh dan kompershensif terhadap peserta didik, sulit rasanya bagi pendidik untuk dapat menghantarkan peserta didiknya dalam tujuan yang diinginkan Nizar, 200247. Tujuan yang diinginkan tersebut dapat diaplikasikan dalam proses belajar/mengajar. Proses belajar/mengajar adalah fenomena yang komplek. Segala sesuatunya berarti, setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi dan sampai sejauh mana kita mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Dalam hal ini pengaruh dari peran seorang pendidik sangat besar sekali. Dimana keyakinan seorang pendidik atau pengajar akan potensi manusia dan kemampuan semua peserta didik untuk belajar dan berprestasimerupakan suatu hal yang penting diperahtikan. Aspek-aspek teladan mental pendidik atau pengajar berdampak terhadap iklim belajar MUSDALIFAH 244 JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 dan pemikiran peserta didik yang di ciptakan pengajar. Pengajar harus mampu memahami bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlihat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. Dalam paradigm pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi kemampuan dasar yang masih perlu dikembangkan. Di sini, peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki Fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran maupun perimbangan pada bagian-bagian lainnya. Dari segi rohaniah ia memiliki bakat, memiliki kehendak, perasaan dan pikiran yang dinamis dan perlu dikembangkan Langgulung, 200379. Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenal hal-hal sebagai berikut 1 Proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif. 2 Proses belajar. 3 pembawaan atau bakat. Ketiga hal-hal ini berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali peserta didik Syah, 200843. Apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang peserta didik tersebut mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang menjanjikan seperti ini sebenarnya belum terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan peserta didik dalam menuju cita-cita bahagianya. Adapun mengenai faktor-faktor yang memepengaruhi perkembangan peserta didik, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi peserta didik tidak sama. PEMBAHASAN Pandangan Pendidikan terhadap Peserta Didik Sebagaimana pemakalah kemukakan latar belakang diatas, bahwa peserta didik merupakan subyek dan obyek pendidikan. Pendidikan ibarat uang logam, selalu memiliki dua sisi yakni, satu pihak bertugas mengajar pendidik, sedangkan pihak lain tugasnya belajar peserta didik. Peserta didik merupakan salah satu dari dua sisi tersebut, yang memiliki tugas menerima konsep pendidikan Isa, 199479. Melalui paradigma di atas menjelaskan bahwa peserta didik merupakan subyek dan obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain pendidik untuk membantu mengarahkan mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan. Sebab potensi itu tidak akan mengalami perkembangan yang optimal tanpa adanya bimbingan pendidik. Karena itu pemahaman terhadap peserta didik sangat perlu untuk diketahui oleh pendidik, karena melalui pemahaman tersebut akan membantu pendidik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya melalui berbagai aktivitas kependidikan. Karena itu perlu diperjelas beberapa diskripsi tentang hakekat peserta didik dan implikasinya menurut pendidikan Islam, yaitu PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 245 1. Peserta didik bukan merupakan meniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunianya sendiri 2. Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensi prioderasi perkembangan dan pertumbuhan 3. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi 4. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu differensisasi individual, baik yang disebabkan oleh faktor pembawaan maupun lingkungan dimana dia berada. 5. Peserta didik merupakan result dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan rohani. Unsur jasmani memiliki daya fisik yang menghendaki latihan dan pembiasaan yang dilakukan melalui proses pendidikan. Sementara unsur rohaniah memiliki dua daya akal dan dan daya rasa. Untuk mempertajam daya akal, maka proses pendidikan hendaknya diarahkan untuk mengasa daya inteletualitasnya melalui ilmu-ilmu rasional. Adapun untuk mempertajam daya rasa dapat dilakukan melalui pendidikan akhlak dan Ibadah. Menurut penulis istilah daya sesuai dengan penemuan mutakhir daya-daya tersebut adalah kecerdasan intelektual IQ, kecerdasan emosional EQ dan kecerdasan Spritual SQ 6. Peserta didik adalah manusia memiliki potensi fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis Nizar, 200248-50. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Peserta Didik Adapun mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan peserta didik, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi peserta didik tidak sama. Untuk lebih jelasnya berikut ini pemakalah paparkan aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Aliran Nativisme Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. Ia adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bahwa sejak lahir Syah, 200843. Konon juga dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam Syah, 200843. Karena aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawannya. Aliran ini di dukung pendapatnya oleh aliran naturalisme yang dibidani oleh Rousseau yang berpendapat bahwa segala suci dari tangan Tuhan rusak ditangan manusia Banjari, 200827. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia menjadi jahat dan sebaliknya jika nak memiliki bakat baik, MUSDALIFAH 246 JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Pandangan ini tidak menyimpan dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orang tuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orang tua. Prinsipnya pandangan Nativisme adlah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir kedunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat hederiter serta kemampuan dasar lainnya yang kepastiannya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang sampai hanya pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orang tua yang ahli seni music, akan berkembang menjadi seniman music yang mungkin melebihi kemampuan orang tuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orang tuanya. Coba simak cerita tentang anak manusia yang hidup dibawah asuhan serigala. Ia bernama Robinson Crussoe. Crussoe sejak bayi ia hidup deitengah hutan rimba yang belantara dan ganas, ia tetap hidup dan berkembang atas bantuan air susu serigala sebagai induknya. Serigala itu memberi Crussue makan sesuai selera serigala sampai dewasa. Akhirnya Crussue mempunyai gaya hidup, bicara, ungkapan bahasa, dan watak seperti serigala, padahal ia adalah anak manusia. Kenyataan ini pun membantah teori Nativisme sebab gambaran dalam cerita Robinson Crussoe itu telah membuktikan bahwa lingkungan dan didikan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Beberapa ahli biologi dan psikologi berpendapat bahwa peluang bagi para pendidik untuk memperoleh hasil pendidikan amat sedikit, tidak mengatakan tidak ada sama sekali. Boleh dikatakan tidak peluang untuk mendidik anak manusia. Mereka memandang bahwa evolusi anak seluruhnya di tentukan oleh hokum-hukum pewarisan, sifat-sifat dan pembawaan orang tua dan nenek moyang mengalir sepanjang perkembangan, hingga sulit sekali mengubah melalui pendidikan Darajat, dkk, 200851. Psikolog Austria, H. Rohracher mengemukakan “… manusia hanyalah produk dari hokum proses alamiah yang berlangsung sebelum yang bukan buah dari pekerjaan dan bukan pula menurut keinginannya” Darajat, dkk, 200851. LL. Szondi menambahkan lebih jauh bahwa dorongan maupun tingkah laku social dan intelektual ditentukan sepenuhnya oleh faktor-faktor yang diturunkan warisan sebagai nasib yang menentukan seseorang Darajat, dkk, 200851. Aliran Empirisme Toko aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabula rasa meja lilin, dengan istilah lain berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong blank Slate/blank tablet Syah, 200844. Yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti tempat putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 247 lingkungan. Aliran di sokong pendapatnya oleh J. F. Herbert dengan teori psikologi asosiasinya. Ia berpendapat bahwa jiwa manusia adalah kosong sejak dilahirkan baru akan berisi bila alat inderanya telah dapat menangkap sesuatu yang kemudian diteruskan oleh uart sarafnya masuk kedalam kesadaran, yaitu jiwa Syah, 200828. Faktor bawaan dari orang tua faktor turunan tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan sosial, alam, dan budaya. Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan Misalnya suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. Segala alat diberikan dan pendidik ahli didatangkan. Akan tetapi gagal, karna bakat melukis pada anak itu tidak ada. Akibatnya dalam diri anak terjadi konflik, pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak optimal. Contoh lain, ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan dibesarkan dilingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya yang hidup di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya tidak sama. Kelemaha aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawah anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung. Aliran Konfergensi Tokoh aliran konfergensi adalah Wiliam Stem. Ia seorah tokoh pendidikan jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran konferegensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Emperisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembanga anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan Syah, 200846. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Anak yang membawa pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedaangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkenbangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak. Dengan demikian, aliran konfergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, Wiliam Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua MUSDALIFAH 248 JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bias ditetapkan. Apakah aliran konfergensi sebagaimana tersebut di atas dapat dijadikan pedoman dalam arti bahwa perkembangan peserta didik pasti bergantung pada pembawaan dan lingkungan pedidikannya? Sampai batad tertentu aliran ini dapat kita terima. Tetapi tidak secara mutlak. Sebab masih ada satu hal yang perlu diperhatikan yakni potensi psikologi tertentu yang juga tersimpan rapi dalam diri setiap peserta didik dan sulit diidentifikasi. Hasil proses perkembangan peserta didik tak dapat dijelaskan dengan menyebutkan pembawaan dan lingkungan. Artinya keberhasilan seoarng peserta didik tidak hanya ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan saja, karna peserta didik tersebut tidak hanya dikembangkan pembawaan dan lingkunganya, tetapi juga oleh didiri peserta didik sendiri. Setiap orang termasuk peserta didik tersebut memiliki potensi yang memungkinkan dirinya yang memungkinkan dirinya bebas memilih antara mengikuti atau menolak sesuatu aturan atau stimulu lingkungan tertentu yang hendak mengembangkan dirinya. Alhasil, peserta didik sendiri memiliki potensi psikologis tersendiri untuk mengembangkan bakat dan pembawaannya dalam konteks lingkungan tertentu. Dari kenyatann tersebut di atas, timbul pertanyaan dalam hal apa faktor pembawaan dan faktor lingkungan lebih menentukan? Dari hasil pengelidikan yang dilakukan oleh para ahli psikologi diperoleh petunjuk sebagai berikut; faktor pembawaan lebih menentukan dalam hal intelgensi, fisik, reaksi pengindraan, sedangkan faktor lingkungan lebih menentukan dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian, dan nilai nilai kejujuran, gembira, sedih dan ketergantungan kepada orang lain sangat dipengaruhi oleh belajar training Darajat, dkk, 2008129. Kadar pengaruh keturuna pembawaan dan lingkungan terhadap peserta didik berbedaa sesuai dengan segi segi pertumbuhan kepribadian peserta didik. Kadar pengaruh kedua faktor ini juga berbedaa sesuai umur dan fase pertumbuhan yang dilalui. Faktor keturunan umumnya lebih kuat pengaruhnya pada tingkat bayi, yakni sebelum terjalinnya hunbungan social dan perkembangan pengalaman. Sebaliknya lpengaruh lingkungan lebih besar pada manusia mulai dewasa, karna hubungan dengan lingkungan alam manusia, serta ruang geraknya sudah semakin luas Darajat, dkk, 200855. Karna itu Zakiah Drajat mengatakan bahwa tugas sekolah ialalh mempersiapkan semua unsur unsur kebudayaan untuk proses ini. Ada tiga hasil integrasi antara individu dengan lingkukngannya, perluasan, perbedaan. Dan penggabungan bahwa bila saja belajar benrlangsung maka yang belajar itu adalah seluruh organism manusia itu Nasution, 200411. Jalaluddin Rahmat dalam bukunya belajar cerdas, mengemukakan secara singkat para peneliti umumnya menilai perbandingan kedua pengaruh itu secara PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 249 ”fifti fifti” setengah disebabkan oleh keturunan dan setengahnya lagi oleh lingkungan. Jika IQ anda 20 poin, kira kira 120, 10 poin dari orang tua anda dan 10 poi lagi dari lingkungan Rahmat, 200735. Lanjut beliau tetapi, yang paling penting adalah kecerdasan anda yang dibawah sebagai warisasn hanya anda miliki sebagai potensi. Ibarat rumah pembawaa adalah pondasi, sedangkan lingkungan adalah bangunan rumah. Gerald Edelman, neorology pemenang nobel dan kepala The Neurological Instutute di The cripps clinik, la jolla, California mengemukakan neurology Darwinisme adalah teori yang menjelaskan bahwa otak memang harus plastis lentur, yakni harus berubah ketika lingkungan dan pengalaman berubah. Itulah sebabnya mengapa kita harus menerima pelajaran learn dan juga bias menghilangkan pelajaran anlearn Rahmat, 2007175. Jadi bahwa berbagai penelitian para ahli membuktikan bawaan saja tidak akan bias berkembang dan beruh kecuali ada faktor faktor lain diluar manusia itu sendiri yang mempengaruhinya. Akan tetapi, dalam hal pembawaan yang bersifat rohania sangat suli kita kenali. Banyak orang yang ahli dibidang “X” tetapi anaknya ahli dibidang “Y”. anak ini sudah di usahakan agar membelajari bidang “X” supaya sama dengan orang tuanya, tetapi ia menolak dan menunjukkan kecendrungan bakat “Y” Manusia lahir kedunia, dalam suatu lingkungan dengan pembawaan tertentu. Pembawaan yang potensial itu tidak spesifik melainkan bersifat umum dan dapat berkembang menjadi bermacam macam kenyataan antara interaksi dengan lingkungan. Pembawaan menentukan batas batas kemungkinan yang dapat dicapai oleh seseorang peserta didik akan tetapi lingkungan menentukan menjadi seseorang individu dalam kenyataan. Tentang fungsi pembawaan dan lingkungan Hendri G. Garret mengatakan sebagai berikut “jelaslah pembawaan dan lingkungan bukanlah hal yang bertentaangan melainkan saling membutuhkan” Darajat, dkk, 2008128. Lingkungan yang buruk dapat merintangi pembawaan yang baik, tatapi lingkungan yang baik tidak dapat menjadi pengganti suatu pembawaan yang baik. Daerah yang penuh dengan kejahatan dan kesempatan latihan yang kurang, akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Begitu juga lingkungan yang baik tidak dapat menjadikan peserta didik yang lemah pikiran menjadi orang yang pandai atau orang yang tidak berbakat menjadi berbakat. Karna itu ada fakror lain yang perlu diperhatikan oleh pendidik yaitu faktor dari diri peserta didik sendiri yang harus mengembangkan potensi dirinya secara maksimal, dengan memaksimalkan pembawaan dan pengaruh lingkungan dimana dia berada. Maka akan membawa peserta didik ke arah tujuan pendidikan. Dari aliran-aliran tersebut diatas ada dua aliran ekstrim yaitu pembawaan Nativisme dan lingkungan Empirisme sedang satu yang moderat yaitu penggabungan/kombinasi Konvergensi. MUSDALIFAH 250 JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 Perdebatan mengenai hal ini tidak akan pernah selesai. Karna dikolong langit dan diatas hamparan bumi, tak seorang pun yang bias memilih sebagai apakah ia akan dilahirkan. Termasuk juga memilih sebagai keturunan, suku, ras, bangsa, umat, dan warga Negara mana. Faktor keturuna merupakan sesuatu berpengaruh besar bagi pembawaan seseorang, setiap orang mewarisi gen baik dan buruk dari ayah, ibu, paman, bibi, kakek dan nenek mereka, melalui perpaduan sperma dan opum dari kedua orang tuanya. Berdasarkan hal tersebut, Nabi Bersabda, Hadits ini saya kutip dalam bukunya Rachmat Ramadhani Al-Banjari yang berjudul “membaca kepribadian muslim seperti membaca Al-quran” yang berbunyi; Kawinlah wanita yang baik, sebab sesungguhnya faktor gen keturunan itu kuat pengaruhnya” Ibnu Adiy Banjari, 2008120. Hadis ini menekankan pentingnya bebet, bobot, dan bibit dalam memilih calon isteri atau bapak, karena akan menurunkan tabiat-tabiat, karakter, sifat bawaan kepada anaknya. Begitu juga hanya lingkungan, Rasulullah SAW menekankan dalam sabdanya, “Jauhilah olehmu si cantik yang bearacun! Seorang sahabat bertanya; ya Rasulullah, siapa si cantic yang beracun itu? Rasul menjawab; perempuan yang cantik tetapi berada dalam lingkungan yang buruk” H. P. Daruguthni Banjari, 2008120. Hadis ini mengandung makna bahwa kuatnya lingkungan dalam memberi pengaruh terhadap pembentukan pribadi anak. Oleh sebab itu baik faktor hediritas keturunan maupun faktor lingkungan, keduanya diakui saling mempengaruhi dalam membentuk pribadi, pola pikir, berkeyakinan, berperasaan, berperilaku, bersikap, berpenampilan dan bertindak manusia, hanya tidak ada kata sepakat para ahli mengenai faktor mana yang sangat domina, faktor keturunan atau lingkungan. KESIMPULAN Dalam pendidikan ada tujuan dan untuk mencapai tujuan memerlukan komponen-komponen pendidikan antara lain adalah pendidik dan peserta didik. Peserta didik adalah subyek dan obyek pendidikan, karena itu dalam proses belajar dan pembelajaran, seorang pendidik hendaknya memahami dan mengerti betul secara kompherensif mengenai eksistensi dan potensi peserta didiknya. Jika pemahaman yang kompherenshif oleh pendidik dan peserta didiknya, maka pendidikan akan berlangsung sesuai tujuan yang diinginkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil perkembangan peserta didik pada dasarnya ada 3 macam 1. Faktor intern yaitu faktor yang ada pada peserta didik itu sendiri yang meliputi pembawaan tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 251 2. Faktor ekstern yaitu hal-hal yang dating atau ada diluar peserta didik yang meliputi lingkungan pendidikan penagalaman berinteraksi peserta didik tersebut denagan lingkungannya. 3. Faktor potensi psikologis yang tersimpan pada diri peserta didik tersebut yang memungkinkan dia menerima atau menolak aturan atau stimulus lingkungan tertentu yang akan mengembangkan dirinya. DAFTAR PUSTAKA Al-Banjari, Rachmat Ramadhana, Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-Quran Cet. I; Jogyakarta DIVA Perss,2008. An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan masyarakat. Cet. IV; Jakarta Gema Insan, 2004. Darajat, Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam. Cet, VII; Jakarta PT. Bumi Aksara, 2008 Darajat, Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Cet, IV; Jakarta PT. Bumi Aksara, 2008. Darajat, Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam. Cet, III Jakarta Bumi Aksara 2008. Isa, Kamal Muhammad, Manajemen Pendidikan Islam, Cet; I; Jakarta PT. Fikahati Aneska, 1994 Langgulung, Hasan, Manusia Pendidikan Suatu Analisis Psikologis, Filsafat dan pendidikan. Cet. V. Edisi Revisi; Jakarta Pustaka Al-Husna, 2004. Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam Dalam Abad ke 21. Cet, III. Edisi Revisi; Jakarta Pustaka Al-Husna Baru, 2003. Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis. Cet; I; Jakarta PT. Intermesa, 2002 Rahmat, Jalaluddin, Belajar Cerdas, Belajar Berbasiskan Otak. Cet, VII; Bandung; Mizan Learning Centre, 2007 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru. Cet. XIV; Jakarta PT. Remaja Rosdakarya, 2008. ... Berbicara terkait faktor-faktor ada tiga aliran yang mana menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi kedisiplinan seseorang, yaitu Pertama Nativisme aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh factor bahwa sejak lahir dalam kata lain aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaanya. Musdalifah 2018. ...... Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Musdalifah 2018. Ketiga Konvergensi aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan jadi, faktor pembawaan dan lingkungan samasama berperan penting. ...... Ketiga Konvergensi aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan jadi, faktor pembawaan dan lingkungan samasama berperan penting. Musdalifah 2018 Seperti halnya di SD Al-Husainiyyah Bandung ada beberapa faktor yang tentunya menjadi penghambat dalam peningkatan kedisiplinan diantaranya ialah siswa yang tinggal di asrama, mereka tinggal secara bersamaan salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran anak seperti halnya sering terlambat jika datang kesekolah dan juga siswa yang bermalasmalasan hal tersebut pun berpengaruh yang cukup besar bagi siswa lainnya. ...Lina ErlianaHelmi AzizSobar Al GhazalIslamic education is one of the basic sciences that plays an important role in shaping the character of the mindset and behavior of students. Initial observations made at SD Al-Husainiyyah Bandung became the basis that it turned out that there were several problems with regard to student discipline. The reality showed a tendency such as some students not doing homework or assignments. Therefore PAI teachers or classroom teachers are required to motivate students in discipline and encourage children to apply disciplined attitudes. Based on this phenomenon, the problem in this research is formulated "What is the role, what should be done in increasing motivation, how are the supporting and inhibiting factors of discipline". Furthermore, the objectives in this study are described in the following points 1 to be able to reveal how efforts are made to improve student discipline at Al-Husainiyyah Elementary School, 2 to analyze how the role of PAI teachers in improving student discipline at SD AL-Husainiyyah Husainiyyah, 3 to determine the supporting and inhibiting factors of discipline in Al-Husainiyyah Elementary School. The researcher used qualitative descriptive method. The data sources used are primary data sources, namely teachers of Islamic education subjects at Al-Husainiyyah Elementary School Bandung and secondary data sources in the form of documents. With data collection techniques, namely interviews, observations. Conducting interviews with teachers of Islamic religious education subjects at SD Al-Husainiyyah Bandung. The data analysis techniques used in this study were data reduction, data presentation. The results of this study that the PAI teacher's efforts to improve discipline are by providing understanding and understanding, the supporting supporting factors are that the students have received new knowledge and are easy to apply and the inhibiting factor is that there are still some students who are lazy so that they do not discipline. Keywords Teachers, Students, Discipline Abstrak. Penddikan Agama Islam merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan karakter pola pikir dan tingkah laku siswa. Pengamatan awal yang dilakukan di SD Al-Husainiyyah Bandung menjadi dasar bahwa ternyata terdapat beberapa masalah berkenaan dengan kedisiplinan menunjukan kecenderungan seperti sebagian siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas. Oleh karena itu guru PAI atau guru kelas dituntut untuk memotivasi siswa dalam kedisiplinan dan mendorong anak-anak untuk menerapkan sikap disiplin.. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan “ Bagaimana peran, Apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan motivasai, bagaimana faktor pendukung dan penghambat dari kedisiplinan “. Selanjutya, tujuan dalam penelitian ini di uraikan dalam pokok-pokok sebagai berikut 1 untuk apat mengungkapkan bagaimana upaya dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SD Al-Husainiyyah, 2 untuk menganalisis bagaimana peran guru PAI dalam menigkatkan kedisiplinan siswa di SD AL-Husainiyyah, 3 untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari kedisiplinan di SD Al-Husainiyyah. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitataif. Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam SD Al-Husainiyyah Bandung dan data sumber sekunder berupa dokumen. Dengan teknik pengumpulan data yaitu waawancara, observasi. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam SD Al-Husainiyyah Bandung. .Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah redukasi data, penyajian data. Hasil dari penelitian ini bahwa upaya guru PAI dala menngkatkan kedisiplinan ialah dengan memberikan pengertian dan pemahaman, faktor pendukung pendukung ialah para siswa udah dalam menerima pengerahuan yang baru serta mudah dalam pengaplikasiannyapun dan faktor pnghambat ialah masih ada beberapa siswa yang bermalas-malasan sehingga ia tidak disiplin. Kata Kunci Guru, Siswa, Kedisiplinan... The theory of Nativism was introduced by Schopenhauer 1788 -1860 Yahya, 2008;Saidin, Bakar, & Harun, 2021. This theory explains that the most influential factors in the formation of an individual's self are internal factors that refer to talents, inclinations, intellect and so on Musdalifah, 2019. The word Natives means "disposition" which will shape the personality of a child Nadirah, 2013. ...... If the education and coaching given to the child is good, then the child is good. Similarly, if on the contrary, the crime committed by a person is the result of external influences that he received Musdalifah, 2019. This theory is clearly so convinced of the role played by the world of education and teaching in shaping the moral form of a student. ...Moral formation begins with the personality of the individual and the environmental factors around the individual. Consequently, an individual's propensity to be good or bad depends on internal and external factors that motivate him or her to act through his or her conduct. It is necessary to create a situation that may lead to the application of good moral values to students by a conducive education. This can ensure a motivated generation committed to fulfilling their responsibilities to themselves, their families, their peers, society and the country. This study uses Convergence Theory to examine the extent of the influence of personality and school environment in shaping the morals of Malaysian students who attend international schools in the Klang Valley.... Aliran Empirisme berpendapat bahwa perkembangan manusia di pengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan sekitar. Aliran Konvergensi berpendapat bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh potensi sejak lahir atau pembawaan dan lingkungan sekitar Musdalifah, 2019. Dalam pandangan Islam terdapat konsep fitrah yang berpendapat bahwa kodrat manusia yang diberikan oleh Allah sebagai bawaan sejak lahir serta membutuhkan adanya proses hubungan dari sekitar secara aktif dan dinamis Nadirah, 2013. ...Nur YaqinThe rapid progress and human civilization has resulted in increasingly dimming Islamic values and even starting to disappear from the existing vortex. This results in the dimming of Islamic values and Islamic religious education and learning including the dimming of the attitude of religious and social responsibility from individuals and society, including the responsibility for children's Islamic education which has begun to nail and display in western education however, the form of reduced responsibility responsibility or trust include, such as reduced obedience to orders to carry out religious obligations, indifference to religious education in children, disregard for ethical and moral values and diminished sense of empathy for people who are less affluent. This research is a research on the analysis of the concept of the content of Islamic values in Ki Ageng Suryomentaram's kawruh pamomong in the application of Islamic religious learning. The purpose of describing the Islamic values of the ancient text of kawruh pammong Ki Ageng Suryomentaram The object of study is the ancient manuscripts of Ki Ageng Suryomentaram. This type of research is qualitative research with a literature study model. The results of the study explain that local wisdom also has grain values that can be used as speech and limitations in carrying out daily life. Results, The value points of kawruh pammong can be implemented in learning including several values 1 exemplary; 2 habituation; and 3 question and answer. In conclusion, the application of Islamic values as a benchmark or benchmark in applying belief to the understanding of the values taught in the form of monotheism and morals. These values can be applied and practiced in everyday life by believing in Islam as a reference material for its adherents.... Menurut Hamalik 2011 menerangkan bahwa pendidikan ialah suatu proses mempengaruhi siswa agar dapat membiasakan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Pada dasarnya pertumbuhan serta perkembangan siswa bergantung pada dua faktor yang saling mempengaruhi, yaitu bakat yang dimiliki oleh siswa sejak lahir, serta lingkungan yang mempengaruhi sampai bakat itu tumbuh dan berkembang Farikhah, 2009;Samio, 2018;Musdalifah, 2019. Sekolah selaku lembaga pendidikan formal, secara sistematis merancang beragam lingkungan yaitu berupa lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai peluang buat siswa untuk melaksanakan berbagai aktivitas belajar. ...Silvia MeirisaLatarbelakang permasalahan dalam penelitian ini dikarenakan rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn, hal tersebut terlihat bahwa guru selalu menggunakan metode ceramah dan sedikit tanya jawab, sedangkan keberadaaan siswa sebagai seorang yang kreatif kurang diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peningkatkan motivasi belajar siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan menggunakan model everyone is a teachere here. Adapun jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Siswa kelas V SDN 138/III Tanjung Syam Kerinci yang berjumlah 13 orang adalah subjek dari penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dalam mengajukan pertanyaan diperoleh persentase pada siklus I dari 34,58% meningkat pada siklus II menjadi 76,92%, motivasi belajar siswa dalam menjawab pertanyaan diperoleh persentase pada siklus I dari 53,84% meningkat pada siklus II menjadi 80,76%, kemudian rata-rata nilai hasil belajar siklus I dari 65,38 meningkat pada siklus II menjadi 78,07. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model everyone is a teachere here di kelas V SD pada pembelajaran Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-Quran Cet. I; Jogyakarta DIVA PerssRachmat Al-BanjariRamadhanaAl-Banjari, Rachmat Ramadhana, Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-Quran Cet. I; Jogyakarta DIVA Perss, AbdurrahmanIslam Di RumahAn-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan masyarakat. Cet. IV; Jakarta Gema Insan, Pendidikan Islam, Cet; I; Jakarta PT. Fikahati AneskaKamal IsaMuhammadIsa, Kamal Muhammad, Manajemen Pendidikan Islam, Cet; I; Jakarta PT. Fikahati Aneska, 1994Suatu Analisis Psikologis, Filsafat dan pendidikanHasan LanggulungManusia PendidikanLanggulung, Hasan, Manusia Pendidikan Suatu Analisis Psikologis, Filsafat dan pendidikan. Cet. V. Edisi Revisi; Jakarta Pustaka Al-Husna, Islam Dalam Abad ke 21Hasan LanggulungLanggulung, Hasan, Pendidikan Islam Dalam Abad ke 21. Cet, III. Edisi Revisi; Jakarta Pustaka Al-Husna Baru, SyahPsikologi PendidikanSyah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru. Cet. XIV; Jakarta PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
Aliranaliran klasik yang meliputi aliran-aliran empirisme,navitisme,naturalisme dan konvergensi.merupakan pokok permasalahan yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pada masalalu,kini,dan mungkin yang akan datang.Aliran itu mewakili bebagai variasi pendapat tentang pendidikan,mulai dari yang memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat,bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki oleh anak
Dipublikasikan sreg 8 Maret 2022. Denotasi Makulat Naturalisme Sebelum meributkan bertambah jauh adapun keseleo satu jenis filsafat ini, yaitu makulat naturalisme, ada sebuah kutipan yang mengantarkan pada sebuah pemahaman tentang sebab munculnya filsafat. Dalam buku Adverbia dikutip dari bukunya Hatta, Standard Pikiran Yunani 2012 14, ialah sebagai berikut “Tiap bangsa betapapun biadabnya, punya khayalan takhayul. Ada yang terjadi dari kisah perintang perian, keluar berpunca bacot basyar yang suka bercerita. Ada yang terjadi dari muslihat menakut-nakuti anak supaya engkau tidak nakal. Ada sekali lagi yang timbul dari kekaguman tunggul yang menjadi asal heran dan takut. Bersumber itu orang mengira alam ini penuh oleh dewa-dewa. Lama-kelamaaan timbul plural fantasi. Dengan fantasi itu makhluk dapat menyatukan ruhnya dengan umbul-umbul sekitarnya. Orang yang membuat fantasi itu tidak mau membuktikan legalitas fantasinya karena kepelesiran ruhnya terletak lega fantasinya itu. Tetapi kemudian ada orang yang ingin mengetahuinya selanjutnya. Diantaranya suka-suka orang yang tidak percaya, ada nan bersifat paham, lama-kalamaan timbul keinginan lega keabsahan. ….” Pecah kutipan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa asal-muasal munculnya filsafat mulai sejak pemikiran kritis khalayak terhadap cerita, kejadian yang dialami, maupun standard sekitarnya. Pemikiran tersebut berbeda-beda tiap manusia sehingga tercipta muara-estuari pemikiran nan farik-beda sekali lagi. Ada pemikiran yang bermuara pada ketuhanan “God sense” sehingga jawaban-jawaban atas pikiran kritis yang unjuk mengacu pada kebenaran yang berusul lega Tuhan. Ada pula pemikiran nan bermuara pada Earth centered atau berpatokan lega bendera, sehingga sesuatu yang bersumber bersumber alam alias yang sifatnya alami itu dianggap baik. Selain itu, ada pula pemikiran yang bermuara sreg Man-centered, beranggapan bahwa sesuatu nan baik itu bersendikan camar duka nan telah dialami maupun satu akibat. Berdasarkan hilir-estuari pemikiran tersebut, munculah berbagai aliran metafisika yang berpengaruh terhadap mandu pandang penganutnya serta berkontribusi segara terhadap gaya hidup serta prinsip hidupnya. Keseleo satu distribusi filsafat tersebut ialah “Metafisika Naturalis” yang berada di kawasan Earth centered. Faktualisme mempunyai beberapa konotasi, yaitu dari segi bahasa, Faktualisme berpunca dari dua kata, “Natural” artinya “Alami” dan “Isme” artinya “Tanggap”. Peredaran naturalisme boleh juga disebut bak “Reaktif Alami”. Maksudnya, bahwa setiap hamba allah yang terlahir ke marcapada ini pada dasarnya memiliki kecondongan atau pembawaan yang baik dan tidak terserah seorangpun terlahir dengan talenta yang buruk. Naturalisme merupakan teori nan menerima “nature” tunggul sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” sudah dipakai intern metafisika dengan bermacam-variasi fungsi, menginjak pecah dunia fisik yang dapat dilihat oleh makhluk, sampai kepada sistem total berpunca fenomena ruang dan masa. Natura ialah dunia nan diungkapkan kepada kita oleh sains liwa. Istilah naturalisme adalah lawan dari istilah supernaturalisme yang mengandung penglihatan dualistik terhadap standard dengan adanya kekuatan yang ada wujud di atas ataupun di luar umbul-umbul Titus dalam makalah Ahmad, 2022. Naturalisme lahir pada abad ke-17 dan mengalami jalan plong abad ke-18. Naturalisme berkembang dengan cepat di bidang sains. Ia berpandangan bahwa “Learned heavily on the knowledge reported by man’s sense” pendedahan yang hebat kerumahtanggaan ilmu pengetahuan berasal berasal jalan angan-angan manusia. Aliran ini dipelopori oleh Rosseau, pemikir Perancis yang hidup pada musim 1712-1778. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan memiliki talenta baik. Pembawaan baik akan menjadi kemungkus karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa, malar-malar dapat merusak pembawaan baik anak itu, sehingga sirkulasi ini cerbak disebut negativisme. Selain Rosseau, ada juga Plato dan Aristoteles yang menganut paham yang sama. Plato bertimbang pandang Tafsir, 2022 58-59 bahwa ajaran idea nan absolusi dari alamat, nan berada di tunggul idea, bukan hasil generalisasi. Idea itu umum, berarti berlaku publik. Kamu berpendapat bahwa selain kebenaran yang umum itu terserah kebenaran yang unik, yaitu “kongkretisasi” idea di kalimantang ini. Contoh, “kucing” di alam idea berlaku umum ataupun kebenaran umum, sedangkan “kucing hitam di rumah saya” adalah kucing yang khusus. Pentolan lain adalah Aristoteles. Ia tercantum tokoh metafisika yang rasional. Pemikiran filsafatnya makin maju karena sumber akar-dasar sains diletakkan. Ia berpendapat bahwa makhluk hidup di dunia ini terdiri atas dua prinsip, yaitu prinsip matter dan form. Matter memberikan substansi sesuatu, sedangkan form memberikan pembungkusnya. Form disebut juga materi yaitu badan, sementara itu matter disebut pun rohani. Badan material manusia tentu mati, padahal yang memberikan rencana kepada materi adalah jiwa. Atma manusia n kepunyaan beberapa fungsi yaitu memasrahkan roh vegetatif seperti mana jiwa tumbuh-tanaman, lalu memberikan usia labil watak seperti mana jiwa sato risikonya membuat hayat intelektif. Makanya karena itu jiwa intelektif anak adam mempunyai hubungan baik dengan dunia materi maupun dengan bumi rohani, maka Aristoteles membedakan antara putaran akal busuk budi yang pasif dan bagian akal karakter yang aktif. Fragmen akal budi nan pasif berhubungan dengan materi, dan episode akal budi yang yang aktif berhubungan dengan rohani. Mayer dalam Tafsir 2012 61 memberikan eksemplar lainnya, ajun pada Tuhan. Tuhan dicapai dengan akal, tetapi ia percaya pada Tuhan. Tuhan itu menurut Aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Anda lain berhubungan tidak mempedulikan dengan kalimantang ini. Anda enggak persona. Bersendikan beberapa pandangan tersebut, penulis berkesimpulan bahwa filsafat peredaran naturalisme ini serupa itu menjunjung panjang alam seumpama sarana terdahulu dalam semangat individu, tambahan pula Almalik juga diyakini enggak ada hubungannya maupun tidak peduli dengan tunggul. Guri legalitas bersandar lega pemikiran ilmiah yang dapat dibuktikan kebenarannya secara substansial. Implikasi Filsafat Naturalisme internal Pendidikan Berbagai aliran metafisika ini memengaruhi berbagai macam bidang kerumahtanggaan kehidupan termasuk meres pendidikan. Pendidikan adalah tempat yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter seseorang, baik pendidikan dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan pendidikan sahih. Adapun naturalisme kerumahtanggaan filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling saintifik dari koteng anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan lakukan penyanjung paham naturalis perlu dimulai jauh masa sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan asal utama dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar merupakan sesuatu yang natural. Paham realisme memandang guru tak mengajar subjek, melainkan mengajar petatar. Spencer Wakhudin dalam makalah Ahmad, 2022 juga menjelaskan tujuh prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme, adalah Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam; Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak asuh didik; Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak; Memperbanyak guna-guna wara-wara merupakan bagian penting dalam pendidikan; Pendidikan dimaksudkan untuk membantu kronologi awak, sewaktu pencetus; Praktik mengajar adalah seni menunda; Metode instruksi dalam ki menggarap menggunakan cara induktif; hukuman dijatuhkan misal konsekuensi umbul-umbul akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, kejadian itu harus dilakukan secara simpatik. Realisme mempunyai tiga prinsip adapun proses pembelajaran dan Aminuddin R. n domestik makalah Ahmad, 2022, ialah Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan pengalaman di privat dirinya secara alami. Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator, menyisihkan lingkungan yang mampu menolak keberanian momongan ke jihat rukyat nan nyata dan perseptif terhadap kebutuhan bikin memperoleh bimbingan dan sugesti semenjak pendidik. Serta memberikan tanggung jawab belajar pada diri anak tuntun sendiri. Acara pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan talenta dengan menyediakan lingkungan belajar nan beorientasi pada pola belajar anak pelihara. Anak bimbing diberi kesempatan menciptalan lingkungan belajarnya koteng. Dengan demikian, rotasi naturalisme menitikberatkan pada strategi pengajian pengkajian nan berkepribadian paedosentris, artinya, faktor kemampuan anak didik menjadi muslihat kegiatan proses membiasakan dan mengajar. Nampaknya, perseptif rotasi naturalis, ketika ini diterapkan n domestik kurikulum baru yang sedang digulirkan maka dari itu pemerintah, yaitu kurikulum 2022. Dalam kurikulum 2022 ini proses pendekatan proses penerimaan berupa pendekatan alamiah. Intinya, pendekatan tersebut menekankan pada penggalian potensi-potensi siswa atau dikenal dengan istilah student centered, namun tanpa mengabaikan lingkaran utama pendidikan yaitu prinsip religius. Peran guru sejauh proses pembelajaran belaka misal penatar, fasilitator, dan motivator bagi pelajar. Dengan pendekatan tersebut, diharapkan bisa terpelajar generasi-generasi berakhlak baik, aktif sebagai pelopor, dan berlimpah dalam menciptakan inovasi-terobosan. Sebelum terlahir kurikulum baru, mandu naturalis ini sebetulnya sudah berimplikasi dalam pendidikan, namun hanya hingga pendidikan di luar daerah. Seperti halnya Bobby The Potter yang menyulut arketipe pendidikan Quantum Learning. Ia menjadikan umbul-umbul sebagai palagan pendedahan. Peserta didik dengan bebas mengeksplorasi segala apa yang mereka tatap, tangkap suara, dan rasakan di kalimantang. Guru memangkalkan dirinya sebagai mitra pelajar didik dalam beranggar pena membereskan kelainan nan ditemukan di pan-ji-panji. Model pendidikan sama dengan itu terlampau sejadi diimplementasikan n domestik pembelajaran bahasa Indonesia sreg khususnya. REFERENSI Barnadib, Pendeta. 1997. Metafisika Pendidikan, Sistem, dan Metode. Yogyakarta Andi Offest. Tafsir, Ahmad. 2022. Filsafat Umum Akal geladak dan Lever Sejak Thales sampai Capra. Bandung Rosda. Referensi bacaan online Ahmad. 2022. “Kertas kerja tentang Filsafat Naturalisme”. Cawis privat . Mahfuzh, Hakiki. 2022. “Makulat Pendidikan Naturalisme, Teori, Implikasi, dan Aplikasinya n domestik Pendidikan Islam”. Tersuguh dalam .
Alirannaturalisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu objek lukisan secara alami. Kakak dan adik · 4. 15 contoh sketsa gambar pemandangan alam yang . Aliran naturalisme ini memang mirip dengan realisme, . Aliran naturalisme naturalisme merupakan aliran seni yang mengutamakan kesusaian.
Perkembangan kehidupan saat ini merupakan faktor utama banyaknya hal yang menyebabkan persoalan pendidikan memiliki keterikatan dengan filsafat. Salah satunya adalah pendidikan selalu berusaha membentuk kepribadian manusia sebagai subyek sekaligus obyek pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan dihadapkan pada perumusan tujuan yang akan dicapai seseorang setelah pendidikan itu berlangsung.. Tugas ilmu pengetahuan dalam pendidikan dapat dikatakan mengkaji dan menghubungkan semua keterauran yang teramati. Ilmu pengetahuan bertujuan untuk menjawab pertanyaan Bagaimana dan Mengapa. Namun, khusus untuk kasmologi, pertanyaan Mengapa ini memiliki titik tertentu pada kesulitan yan luar biasa. Sehingga formulasi tujuan pendidikan merupakan persoalan yang mendasar, sehingga tidak mungkin dapat dirumuskan dan terjawab oleh analisis ilmiah yang dangkal, tetapi memerlukan analisis dan pemikiran filosofis. Selain persoalan tujuan, seluruh aspek dalam pendidikan mulai dari konsep, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi membutuhkan pemikiran filosofis. Dari sini juga kemudian lahir aliran-aliran dan pemikiran yang berbeda pada para ahli dalam filsafat pendidikan. Salah satu di antara beberapa aliran filsafat pendidikan tersebut adalah Naturalisme. Apa saja pemikiran para ahli tentang perkembangan Naturalisme? Lantas Bagaimana mengapalikasikan pemikiran filsafat Naturalisme tersebut terhadap perkembangan anak serta memaparkannya dalam pendidikan Islam? Dua pertanyaan ini layak dialamatkan kepada aliran filsafat pendidikan ini. Pengertian Naturalisme Naturalisme mempunyai beberapa pengertian, yaitu Dari segi bahasa, Naturalisme berasal dari 2 kata, yakni Natural Alami Isme Paham Sehingga, aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusa yang terlahir ke Bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik, dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk. Aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dengan sendirinya atau diserahkan kembali kelingkungannya alam. Dengan kata lain, anak tidak memerlukan pendidikan tetapi yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik terhadap anak didiknya adalah menyerahkannya ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak melalui proses kegiatan pendidikan itu. b. Jenis-Jenis Aliran yang Berperan pada Perkembangan Anak Anak merupakan obyek utama dari pendidikan dan di dalam anak mempunyai pembawaan yang disebut bakat. Adapun aliran yang berpendapat bahwa pembawaan itu berperan pada perkembangan sebagai berikut; Aliran Nativisme Perkembangan seorang anak ditentukan oleh pembawaannya. Aliran Naturalisme JJ Rousseu Anak itu lahir sesuai dengan alamnya sendiri. Perkembangan anak ditentukan oleh nasibnya. c. Hubungan dan Pengaruh Aliran Naturalisme terhadap Perkembangan Anak Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rosseaou bahwa, “anak perlu dijauhkan dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak lahir itu dapat berkembang secara spontan dan bebas. Dan, Rosseaou juga mengusulkan adanya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaan, kemampuan, dan kecenderungannya. -buat dan membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala hal yang baik yang telah diberikan oleh tangan sang pencipta di atas. Jadi, pada intinya paham naturalisme ingin menjauhkan anak didik dari segala keburukan yang ada di sekitarnya. Dan membiarkan kebaikan yang telah tertanam dalam diri setiap anak didik tumbuh dan berkembang secara alamiah. Dengan demikian, segala pembawaan, kemampuan dan kecenderungan anak didik dapat berkembang dengan bebas dan hebat. Karena setiap anak memiliki potensi yang unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang di masa yang akan datang. Meskipun demikian, menurut Rosseau proses dan kegiatan pendidikan dapat diberlakukan pada anak didik. Namun harus diperhatikan bahwa pendekatan naturalistik untuk pendidikan harus memenuhi sifat anak, maksudnya adalah bahwa pendidikan harus beradaptasi dengan perkembangan kepribadian anak. Menurutnya untuk memanggil atau meningkatkan pendidikan anak haruslah menghormati kepribadian anak. Karena setiap anak memiliki kualitas khusus sendiri yang menentukan temperamen, kemampuan dan berkarakter temperamen atau harus diubah dan pembatasan, atau harus dikembangkan dan ditingkatkan. Selanjutnya, menurut Rosseau pendidikan harus mengikuti usia anak berdasarkan karakteristiknya. Dengan demikian, dalam periode yang berbeda tingkat focus anak terhadap pendidikan berbeda sesuai dengan usia dan kepribadiannya. Sehingga bagi anak didik sangat mudah di adaptasi ke dalam kepribadiannya. Adapun aspek perkembangan anak sejak ia dibentuk hingga mencapai kedewasaan diantaranya; perkembangan motorik, ingatan, pengamatan dan inovasi, perkembangan berpikir dan kepribadian serta kedewasaan. Dan dalam suatu pendidikan terdapat pula suatu lingkungan yang biasa kita sebut “Tri Pusat Pendidikan”, yaitu; Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluargalah seorang anak pertama-tama mendapatkan pendidikan. Lingkungan sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga dan merupakan lanjutan pendidikan dalam keluarga serta merupakan jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan keluarga dan masyarakat. Lingkungan masyarakat apabila anak tidak di bawah pengawasan orang tua dan anggota keluarga serta tidak di bawah pengawasan guru dan petugas sekolah yang lain. tidak berperan dalam mendidik hanya memberi pengaruh baik pengaruh positif maupun pengaruh yang negatif. d. Perbandingan antara Aliran Naturalisme dengan Realitas yang Terjadi Dewasa Ini Secara realitas yang terjadi dewasa ini, yang terjadi di lingkungan nyata sangatlah bertolak belakang dengan paham naturalisme.. Meskipun pada dasarnya anak sendirilah yang berperan penting bagi kemajuan dirinya, yang bekerja aktif untuk menyongsong bakat yang ada dalam dirinya. Pendidik hanyalah bertugas mengarahkan anak didik sesuai bakat dan potensi yang dipancarkan dari dalam dirinya. Dan sebagai sumber motivator sekaligus inspirator bagi anak untuk mengembangkan kepribadiannya secara logis. Perbedaan Pandangan yang Diadakan dalam Naturalisme Mengenai Umum dari Alam Sebagai sistem proses alam, alam memiliki tingkat keteraturan yang membuatnya dapat dimengerti, tetapi tidak dapat dijelaskan secara keseluruhan. Juga bisa sebagai nilai moral yang mengekspresikan keseluruhan, nilai-nilai moral, bagaimanapun, mungkin muncul dalam hubungan antara manusia sebagai salah satu bagian dari alam dan sisanya dari alam sebagai bagian dari alam, manusia tunduk pada proses alami yang sah, intelijen muncul dari kehidupan aktif dari organism. Studi terhadap makhluk-makhluk Allah di jagat raya universe ini telah terbukti mampu melahirkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang ada saat ini. Dalam konteks aliran filsafat pendidikan Naturalisme, pengenalan siswa secara langsung terhadap alam dengan berbagai bentuknya, akan melahirkan pemahaman yang jauh lebih baik terhadap obyek yang dipelajari dari pada membaca buku di dalam kelas. Penutup Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas kehendaknya penulisan makalah ini dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Dalam penyajian makalah ini selalu diawali dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam setiap kegiatan pendidikan. Dalam aspek pendidikan, aliran naturalisme menganut paham bahwa proses dan kegiatan pendidikan serta pendidik tidak begitu memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan anak didik. Karena pada dasarnya setiap anak yang terlahir ke bumi ini memiliki pembawaan dan kecenderungan yang baik. Sehingga jika diserahkan melalui proses pendidikan, dikhawatirkan benih kebaikan tersebut akan rusak oleh lingkungan. tertata dengan baik. Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan, masih memiliki banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Untuk itu, kami akan selalu siap untuk menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini ke depannya. Demikian tugas ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan dapat membawa dampak positif dan merupakan latihan belajar yang cukup berarti dalam kehidupan masa modern nantinya. Akhirnya kami berharap kepada pembimbing, bimbinglah dan temanilah daku selalu tuk menapak seluk beluk dunia pendidikan. Penyusun Nama IKEK YELY MARDIANTI NIM 1388201063
Selaindalam seni rupa, aliran naturalisme juga terdapat dalam berbagai disiplin seni seperti naturalisme seni pertunjukan (teater) dan naturalisme sastra. Gerakan aliran naturalisme pada lukisan dimulai di Perancis pada tahun 1850-an, setelah Revolusi 1848. Para pelukis aliran naturalisme ditolak oleh aliran romantisme yang telah ada lebih
Contoh Aliran Naturalisme Dalam PendidikanContoh Aliran Naturalisme Dalam Pendidikan, pendekatan aliran naturalisme dalam pendidikan telah menjadi topik yang semakin menarik perhatian di Indonesia. Hal ini disebabkan karena semakin banyak orang yang menyadari bahwa konsep pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pengalaman langsung dapat memberikan manfaat yang lebih besar daripada pembelajaran yang berpusat pada guru dan teori blog post ini, kami akan membahas tentang contoh aliran naturalisme dalam pendidikan. Kami akan menjelaskan secara rinci mengenai pengertian naturalisme dalam pendidikan, tokoh-tokoh yang mempengaruhi aliran naturalisme, metode pengajaran yang digunakan dalam naturalisme, implementasi naturalisme dalam pendidikan di Indonesia, serta FAQ yang sering ditanyakan terkait dengan naturalisme dalam blog post ini, kami berharap pembaca dapat memahami dengan lebih baik tentang pendekatan aliran naturalisme dalam pendidikan dan bagaimana penerapannya di Indonesia. Semoga blog post ini dapat memberikan wawasan baru dan inspirasi bagi pembaca yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di Aliran Naturalisme dalam PendidikanNaturalisme dalam pendidikan merupakan pendekatan pembelajaran yang mengedepankan pengalaman langsung dalam proses belajar-mengajar. Menurut aliran ini, pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada pengetahuan teoritis, tetapi juga harus melibatkan pengalaman nyata yang dapat membantu siswa memahami konsep secara lebih dalam pendidikan juga menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri melalui eksplorasi dan pengalaman aliran naturalisme, proses pembelajaran diintegrasikan dengan pengalaman hidup siswa, sehingga siswa dapat belajar melalui pengalaman dan lingkungan sekitar mereka. Konsep ini diyakini dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar naturalisme dalam pendidikan juga menolak konsep pembelajaran yang hanya didasarkan pada standar-standar akademik yang sudah ditetapkan. Sebaliknya, pendekatan ini mendorong siswa untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri, sehingga mereka dapat membangun minat dan bakat mereka sendiri dan memilih jalur karir yang sesuai dengan minat mereka di masa Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan memiliki beberapa tokoh penting yang dianggap sebagai pelopor dan pengembang teori dan praktik pendidikan Dewey Merupakan tokoh pendidikan terkemuka yang dianggap sebagai pelopor aliran naturalisme. Dewey berpendapat bahwa pembelajaran harus berpusat pada pengalaman langsung dan nyata, sehingga siswa dapat membangun pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi dan pengalaman langsung. Dewey juga menekankan pentingnya pembelajaran melalui pengalaman sosial dan interaksi antara siswa dan lingkungan Montessori Seorang dokter Italia yang dianggap sebagai pelopor pendekatan Montessori dalam pendidikan. Montessori menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pengalaman langsung, dengan memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengeksplorasi dan belajar sesuai dengan minat mereka Steiner Seorang filosof dan pendidik Austria yang menciptakan pendekatan Waldorf dalam pendidikan. Steiner menekankan pada pentingnya pengalaman praktis dan seni dalam pendidikan, sehingga siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar Rousseau Seorang filsuf dan penulis asal Prancis yang dianggap sebagai tokoh penting dalam aliran naturalisme. Rousseau menekankan pada pentingnya pengalaman langsung dan kebebasan bagi siswa dalam belajar, sehingga mereka dapat mengembangkan bakat dan minat mereka Vygotsky Seorang psikolog Rusia yang menciptakan teori Zona Proximal Pembelajaran. Vygotsky menekankan pada pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran, dengan memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa untuk membantu mereka mencapai potensi maksimal Pengajaran dalam Aliran Naturalisme Metode Pengajaran dalam Aliran Naturalisme Dalam aliran naturalisme, metode pengajaran yang digunakan cenderung lebih menekankan pada pengalaman langsung atau experiential learning. Hal ini mengacu pada pandangan bahwa pengetahuan dan keterampilan sebaiknya diperoleh melalui pengalaman alamiah dan kehidupan sehari-hari, bukan hanya melalui pembelajaran teoretis di dalam metode pengajaran yang umum digunakan dalam aliran naturalisme adalahObservasi Siswa diajak untuk mengamati lingkungan sekitar dan mempelajari fenomena alam secara Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan dan menemukan jawaban sendiri melalui pengalaman Lapangan Siswa dibawa ke luar kelas untuk mengalami dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran yang Kelompok Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pemahaman mereka dengan teman Berbasis Proyek Siswa diberikan tugas untuk menyelesaikan proyek yang berkaitan dengan topik yang menggunakan metode pengajaran yang lebih naturalis, siswa diharapkan dapat lebih memahami materi yang dipelajari dan juga memperoleh keterampilan yang lebih baik dalam mengamati, menemukan, dan menganalisis fenomena di Aliran Naturalisme dalam PendidikanImplementasi Aliran Naturalisme dalam PendidikanImplementasi aliran naturalisme dalam pendidikan melibatkan beberapa aspek, antara lainKurikulum Kurikulum yang diadopsi dalam aliran naturalisme biasanya lebih terbuka dan fleksibel, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi topik yang menarik bagi mereka. Kurikulum juga menekankan pada pengalaman langsung dan interaktif dalam mempelajari Evaluasi dalam aliran naturalisme dilakukan melalui berbagai cara, seperti observasi, tugas praktis, dan proyek. Tujuannya adalah untuk menilai pemahaman dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas atau proyek yang Belajar Lingkungan belajar dalam aliran naturalisme cenderung lebih santai dan alami, seperti taman atau laboratorium alam terbuka. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan Guru Peran guru dalam aliran naturalisme adalah sebagai fasilitator dan pembimbing, bukan sebagai sumber pengetahuan yang mutlak. Guru membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep melalui pengalaman langsung dan Teknologi Teknologi dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran dalam aliran naturalisme, seperti menggunakan aplikasi yang memungkinkan siswa untuk mengamati dan mempelajari fenomena alam secara mengimplementasikan aliran naturalisme dalam pendidikan, diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep dan keterampilan yang dipelajari, serta memiliki kemampuan untuk mengamati, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan Apa yang dimaksud dengan aliran naturalisme dalam pendidikan?A Aliran naturalisme dalam pendidikan adalah suatu pandangan bahwa pendidikan harus didasarkan pada pengalaman alamiah dan kehidupan sehari-hari, bukan hanya berfokus pada akademis dan kognitif Siapa saja tokoh-tokoh yang terkait dengan aliran naturalisme dalam pendidikan?A Beberapa tokoh yang terkait dengan aliran naturalisme dalam pendidikan antara lain John Dewey, Johann Heinrich Pestalozzi, dan Jean-Jacques Apa saja metode pengajaran yang diterapkan dalam aliran naturalisme?A Metode pengajaran dalam aliran naturalisme meliputi pembelajaran yang berbasis pada pengalaman, eksperimen, dan interaksi antara siswa dengan alam dan lingkungan Bagaimana cara implementasi aliran naturalisme dalam pendidikan di dunia nyata?A Implementasi aliran naturalisme dapat dilakukan dengan mengadopsi metode pengajaran yang melibatkan pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan sekitar, serta menempatkan siswa sebagai subjek yang aktif dalam pembelajaran. Ini dapat diwujudkan melalui program-program pembelajaran yang mengarah pada praktikum, pengamatan langsung, dan diskusi pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran naturalisme dalam pendidikan menekankan pada pentingnya pengalaman alamiah dan kehidupan sehari-hari sebagai dasar pembelajaran. Tokoh-tokoh seperti John Dewey, Johann Heinrich Pestalozzi, dan Jean-Jacques Rousseau memainkan peran penting dalam perkembangan aliran naturalisme ini. Metode pengajaran yang diterapkan dalam aliran naturalisme mencakup pengalaman langsung, eksperimen, dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Untuk menerapkan aliran naturalisme dalam dunia nyata, perlu adanya penggunaan metode pengajaran yang berbasis praktikum, pengamatan langsung, dan diskusi kelompok. Diharapkan bahwa penerapan aliran naturalisme dalam pendidikan dapat membantu siswa memahami dan mengalami materi pelajaran secara lebih mendalam serta mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah secara kreatif dan Juga Mendidik dengan Seni Contoh Tembang Sinom Tema PendidikanSumber ReferensiBerikut adalah beberapa sumber referensi yang dapat dijadikan acuan untuk lebih memahami tentang aliran naturalisme dalam pendidikanDewey, J. 1916. Democracy and Education An Introduction to the Philosophy of Education. New York J. J. 1762. Emile, or On Education. London Penguin J. H. 1803. How Gertrude Teaches Her Children. London Dent & G. L. 1995. A History of Western Educational Ideas. New York H. H. 1983. Fundamental Concepts of Language Teaching. Oxford Oxford University Press.
A Pengertian Aliran Pendidikan Islam. Secara etimologi, kata "aliran" adalah bentuk nomina dari kata alir kemudian mendapat tambahan akhiran "an" yang berarti haluan, pendapat dan paham,[7] sedang dalam bahasa Arab disebut dengan al-Mazhab.[8]
NATURALISME merupakan teori yang menerima “nature” alam sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dam waktu. Natural adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada wujud di atas atau di luar alam Harold H. Titus 1984 Materialisme adalah suatu istilah yang sempit dari dan merupakan bentuk dari naruralisme yang terbatas. Namun demikian aliran ini pada akhirnya lebih populer dari pada induknya, naturalisme, karena pada akhirnya menjadi idiologi utama pada negara-negara sosialis seperti Uni Soviet kini Rusia dan Republik Rakyat cina RRI. Matrealisme umumnya mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada kecuali materi, atau bahwa nature alam dan dunia fisik adalah satu. Banyaknya pemikiran-pemikiran dari para ahli filsafat masa lampau yang menghasilkan banyak menghasilkan aliran dalam filsafat. Semua aliran yang didasari atas pemikiran yang mendalam tersebut dilatar belakangi oleh banyakfaktor yang tidak sama. Diantara sekian banyak aliran filsafat tersebut, satu diantaranya yaitu aliran Naturalisme. Aliran Naturalisme yang telah disebutkan seperti diatas, Naturalisme ini lahir pada abad ke-17 dan mengalami perkembangan pada abad ke-18. Naturalisme dalam penerapan aliran pembelajaran atau pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran Naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuanya dalam berfikir. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan untuk TUHAN. Untuk itu pendidikan yang signifikan dengan pandanganya adalah Pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan Intelektual. Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu di mulai sejak jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama keberadaan aliran naturalisme dalam pembelajaran karena belajar merupakan sesuatu yang natural,oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid. Tokoh filsafat pendidikan Naturalisme adalah John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak mengkritik karya-karya Dewey. Baru kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horene, dan Herbet Spencer yang menulis buku berjudul Education Intelectual, Moral, and Physical. Terdapat 5 lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan Harbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Ilmu Pengetahuan Apa Yang Paling Berharga?” Kelima tujuan itu adalah 1 Pemeliharaan diri 2 Mengamankan kebutuhan hidup 3 Meningkatkan anak didik 4 Memelihara hubungan sosial dan politik 5 Menikmati waktu luang Spencer juga menjelaskan 6 enam prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan prinsip tersebut adalah 1 Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam 2 Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik 3 Pendidik harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak 4 Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan 5 Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak 6 Praktik mengajar adalah seni menunda 7 Metode intruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif 8 Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara sistematik. PENUTUP KESIMPULAN Aliran naturalisme memandang bahwa manusia diciptakan agar dapat belajar dan berfikir untuk kembali kepada penciptaNya, dalam hal ini implikasi di dunia nyata bahwa proses pendidikan dilakukan dengan berafiliasi kepada prinsip keTuhanan. Implikasi di bidang pendidikan terhadap aliran naturalisme memandang bahwa sekolah merupakan hal utama yang akan mengembankan proses belajar tiap peserta didik untuk dapat menemukan dan mengembangkan kepribadiannya dengan memperhatikan kerakteristik dan perkembangan alam yang ada. Kelebihan utama aliran ini indi adalah penghargaannya yang tinggi terhadap alam , termasuk anak yang lahir secara alamiah akan cenderug baik. Paham ini bisa melahirkan manusia-manusia yang demokratis, sebab segala sesuatu dikembalikan pribadi masing-masing. Oleh Subek Sarisih_PBSI-A_ STKIP PGRI Pacitan Navigasi tulisan ide kita untuk kita
Empireartinya pengalaman. Aliran empirisme berlawanan 1800 dengan aliran nativisme, karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi dewasa itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil. Pada dasarnya manusia itu bisa didik apa saja menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya.
Faktualisme merupakan teori nan menyepakati “nature” alam ibarat keseluruhan realitas. Istilah “nature” sudah lalu dipakai internal makulat dengan bermacam-jenis arti, berangkat berpunca mayapada fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem jumlah mulai sejak fenomena ira pengembang perian. Natural adalah marcapada yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme yaitu sebaliknya bermula istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap standard dengan adanya guna yang terserah wujud di atas maupun di luar alam Harold H. Titus 1984 Materialisme yakni suatu istilah nan sempit berusul dan merupakan bentuk berusul naruralisme yang cacat. Namun demikian revolusi ini pada hasilnya bertambah populer berpangkal plong induknya, naturalisme, karena pada hasilnya menjadi idiologi utama pada negara-negara sosialis seperti Uni Soviet kini Rusia dan Republik Rakyat cina RRI. Matrealisme umumnya mengatakan bahwa di mayapada ini tak suka-suka kecuali materi, atau bahwa nature standard dan dunia fisik adalah satu. Banyaknya pemikiran-pemikiran dari para pakar filsafat masa lampau yang menghasilkan banyak menghasilkan perputaran dalam makulat. Semua aliran yang didasari atas pemikiran yang benar-benar tersebut dilatar belakangi maka dari itu banyakfaktor yang tidak ekuivalen. Diantara sekian banyak aliran filsafat tersebut, satu diantaranya yaitu rotasi Naturalisme. Aliran Faktualisme yang mutakadim disebutkan seperti diatas, Faktualisme ini lahir puas abad ke-17 dan mengalami perkembangan pada abad ke-18. Naturalisme privat penerapan revolusi pembelajaran atau pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah berpokok seorang anak adalah kedua orang tuanya. Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran Realisme di parasan pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan jalan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua basyar, karena kemampuanya internal berfikir. Peserta ajar harus dipersiapkan kepada dan bikin TUHAN. Untuk itu pendidikan yang bermakna dengan pandanganya yaitu Pendidikan ketuhanan, adab dan Akademikus. Pendidikan tidak semata-mata sebatas kerjakan menjadikan seseorang mau sparing, melainkan juga kerjakan menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut responsif naturalis terlazim di tiba sejak jauh periode sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah adalah radiks utama kedatangan aliran faktualisme dalam pendedahan karena sparing merupakan sesuatu yang natural,oleh karena itu fakta bahwa keadaan itu memerlukan pencekokan pendoktrinan juga adalah sesuatu yang natural juga. Responsif faktualisme memandang suhu enggak mengajar subjek, melainkan mengajar murid. Pengambil inisiatif makulat pendidikan Naturalisme merupakan John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak mengecap karya-karya Dewey. Mentah kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horene, dan Herbet Spencer yang menulis anak kunci berjudul Education Intelectual, Akhlak, and Physical. Terdapat 5 lima intensi pendidikan reaktif faktualisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan Harbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Guna-guna Pengetahuan Segala Yang Minimal Berharga?” Kelima tujuan itu yakni 1 Konservasi diri 2 Mengendalikan kebutuhan hidup 3 Meningkatkan anak ajar 4 Memelihara hubungan sosial dan politik 5 Menikmati waktu luang Spencer juga menjelaskan 6 heksa- prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan mandu tersebut ialah 1 Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam 2 Proses pendidikan harus mendinginkan bagi anak pelihara 3 Pendidik harus bersendikan kesertamertaan dari aktivitas momongan 4 Memperbanyak guna-guna pengetahuan merupakan bagian bermanfaat dalam pendidikan 5 Pendidikan dimaksudkan untuk kondusif jalan fisik, bersama-sama pengambil inisiatif 6 Praktik mengajar yaitu seni menunda 7 Metode intruksi dalam ki melatih menggunakan cara induktif 8 Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi tunggul akibat mengerjakan kesalahan. Kalaupun dilakukan ikab, hal itu harus dilakukan secara sistematik. Penutup Deduksi Aliran naturalisme memandang bahwa anak adam diciptakan semoga boleh belajar dan berfikir bikin pula kepada penciptaNya, privat situasi ini implikasi di dunia kasatmata bahwa proses pendidikan dilakukan dengan berafiliasi kepada prinsip keTuhanan. Implikasi di bidang pendidikan terhadap aliran naturalisme memandang bahwa sekolah merupakan hal terdepan yang akan mengembankan proses belajar tiap siswa didik kerjakan dapat menemukan dan mengembangkan kepribadiannya dengan memperhatikan kerakteristik dan jalan alam yang terserah. Kelebihan utama arus ini indi adalah penghargaannya yang tangga terhadap alam , termasuk anak yang lahir secara saintifik akan cenderug baik. Kritis ini bisa melahirkan manusia-manusia yang demokratis, sebab segala sesuatu dikembalikan pribadi masing-masing. Maka itu Subek Sarisih_PBSI-A_ STKIP PGRI Pacitan Navigasi karangan ide kita untuk kita Source
WtSQ. 7p9rcryrsn.pages.dev/957p9rcryrsn.pages.dev/1957p9rcryrsn.pages.dev/1577p9rcryrsn.pages.dev/3967p9rcryrsn.pages.dev/1557p9rcryrsn.pages.dev/3087p9rcryrsn.pages.dev/3707p9rcryrsn.pages.dev/3657p9rcryrsn.pages.dev/388
contoh aliran naturalisme dalam pendidikan