KataOtonan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang telah menjadi kosa kata bahasa Bali yang berasal dari kata "wetu" atau "metu" yang artinya keluar, lahir atau menjelma. Dari kata "wetu" menjadi "weton" dan selanjutnya berubah menjadi "oton" atau "otonan". Hari kelahiran umat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali diperingati berdasarkan kalender Bali yang disebut pasaran
Penulis Editor Otonan merupakan tanggal lahir umat Hindu dalam tahun saka, yang akan berulang setiap 210 hari. Berikut langkah-langkah untuk mencari otonan menggunakan tanggal lahir di aplikasi Bali Candra. Buka menu hamburger dan pilih Otonan dan Piodalan. Tap pada tanda + di kanan atas. Tap pada Tentukan tanggal lahir. Pilih tahun lahir, bulan lahir dan tanggal lahir pada window yang tampil. Apabila mengetahui waktu lahirnya dapat juga diisikan sesuai jam dan menit lahirnya. Centang pada opsi Hari dimulai jam 6 pagi jika ingin menyertakan jam kelahiran pada pencarian, dimana otonan akan dihitung dengan waktu sehari yang dimulai dari jam 6 pagi hingga jam 6 pagi esok harinya. Tekan tombol Cari untuk mencari otonan nya. Apabila sesuai maka akan ditampilkan data otonan yang berhasil ditemukan berupa penanggalan saka, tanggal lahir, perhitungan waktu 42 hari, waktu 3 bulanan, otonan pertama pada tahun berjalan dan otonan berikutnya. Penyimpanan data otonan agar dapat digunakan sebagai pengingat oleh aplikasi dapat dilakukan dengan beberapa langkah tambahan berikut. Tap pada Opsi penyimpanan… Isikan nama umat/saudara/keluarga yang akan dicari otonannya pada input Nama. Apabila ingin menambahkan foto atau gambar umat silahkan tap pada gambar Foto untuk mencarinya Terakhir, tap Simpan untuk menyimpan data otonannya. Pada daftar Otonan & Piodalan nanti akan muncul data otonan yang telah diinput tadi, termasuk waktu otonan berikutnya. Related Posts Cara Menghitung 3 Bulanan Bayi Baru Lahir Mengaktifkan Alarm Trisandya Mengubah Mode Tampilan Tanggalan Saka Pencarian Tanggal Dewasa Ayu
KalenderBali Digital - Pencarian Jodoh. Mencari jodoh yang tepat untuk anda berdasarkan tanggal lahir atau otonan, Bali Indonesia. Ramalan Jodoh Kelahiran 1 Januari 2021 Berdasarkan Otonan dengan Pasangan yang Buruk. Anggara Wage Sinta. Sering Mengalami Kesusahan Sukra Paing Sinta. Buruk, Hidup Serba Kurang Anggara Umanis Landep. Buruk
Bali memang unik dan menarik bagi semua orang, tidak hanva Bangsa sendiri tetapi juga Bangsa-bangsa di seluruh dunia membicarakan tentang "Bali". Salah satu keunikan yang sudah menjadi tradisi umat Hindu Bali dimanapun berada tidak pernah melupakan prihal; Otonan atau Ngotonin, yang merupakan peringatan hari kelahiran berdasarkan satu tahun wuku, yakni; 6 enam bulan kali 35 hari = 210 hari. Jatuhnya Otonan akan bertepatan sama persis dengan; Hari, Panca Wara, dan Wuku yang sama. Misalnya orang yang lahir pada hari Rabu, Keliwon Sinta, selalu otonannva akan diperingati pada hari yang sama persis seperti itu yang datangnya setiap enam bulan sekali 210 hari. Berbeda dengan peringatan hari Ulang Tahun yang hanya menggunakan perhitungan tanggal dan bulan saja dengan mengabaikan hari maupun wuku pada tanggal tersebut. Misalnya seseorang yang lahir tanggal 10 Januari, maka hari ulang tahunnya akan diperingati tiap-tiap tanggal 10 Januari pada tahun berikutnya 12 bulan kalender. Otonan diperingati sebagai hari kelahiran dengan melaksanakan upakara yadnya yang kecil biasanya dipimpin oleh orang yang dituakan dan bila upakaranya lebih besar dipuput oleh pemangku Pinandita. Sarana pokok sebagai upakara dalam otonan ini adalah; biyukawonan, tebasan lima, tumpeng lima, gebogan dan sesayut. Menurut tradisi umat Hindu di Bali, dalam mengantarkan doa-doa otonan sering mempergunakan doa yang diucapkan yang disebut sehe see yakni doa dalam bahasa Bali yang diucapkan oleh penganteb upacara otonan yang memiliki pengaruh psikologis terhadap yang melaksanakan otonan, karena bersamaan dengan doa juga dilakukan pemberian simbol-simbol sebagai telah menerima anugerah dari kekuatan doa tersebut. Sebagai contoh Melingkarkan gelang benang dipergelangan tangan si empunya Otonan, dengan pengantar doa "Ne cening magelang benang, apang ma uwat kawat ma balung besi" Ini kamu memakai gelang benang, supaya ber otot kawat dan bertulang besi. Ada dua makna yang dapat dipetik dari simbolis memakai gelang benang tersebut adalah pertama dilihar dari sifat bendanya dan kedua dari makna ucapannya. Dari sifat bendanya benang dapat dilihat sebagai berikut 1. Benang memiliki konotasi beneng dalam bahasa Bali berarti lurus, karena benang sering dipergunakan sebagai sepat membuat lurus sesuatu yang diukur. Agar hati selalu di jalan yang lurus/ Benang memiliki sifat lentur dan tidak mudah putus sebagai simbol kelenturan hati yang otonan dan tidak mudah patah semangat. Sedangkan dari ucapannya doa tersebut memiliki makna pengharapan agar menjadi kuat seperti memiliki kekuatannya baja atau besi. Disamping kuat dalam arti fisik seperti kuat tulang atau ototnya tetapi juga kuat tekadnya, kuat keyakinannya terhadap Tuhan dan kebenaran, kuat dalam menghadapi segala tantangan hidup sebab hidup ini bagaikan usaha menyebrangi samudra yang luas. Bermacam rintangan ada di dalamnya, tak terkecuali cobaan hebat yang sering dapat membuat orang putus asa karena kurang kuat hatinya. Dalam rangkaian upacara otonan berikutnya sebelum natab, didahului dengan memegang dulang tempat sesayut dan memutar sesayut tersebut tiga kali ke arah pra sawia searah jarum jam dengan doa dalam bahasa Bali sebagai berikut "Ne cening ngilehang sampan, ngilehang perahu, batu mokocok, tungked bungbungan, teked dipasisi napetang perahu bencah" Ini kamu memutar sampan, memutar perahu, batu makocok, tongkat bungbung, sampai di pantai menemui kapal terdampar.Dari doa tersebut dapat dilihat makna 1. "Ngilehang sampan ngilehang perahu" bahwa hidup ini bagaikan diatas perahu yang setiap hari harus kesana-kemari mencari sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup ini. Badan kasar ini adalah bagaikan perahu yang selalu diarahkan sesuai dengan keinginan sang diri yang menghidupi kita. 2. "Batu makocok" adalah sebuah alat judi. Kita teringat dengan kisah pandawa dan Korawa yang bermain dadu, yang dimenangkan oleh Korawa akibat kelicikan Sakuni. Jadi hidup ini bagaikan sebuah perjudian dan dengan tekad dan keyakinan yang kuat harus dimenangkan. 3. "Tungked bungbungan" tongkat berlobang adalah bambu yang dipakai kantihan yakni sebagai penyangga keseimbangan samping perahu agar tidak mudah tenggelam karena bambu bila masih utuh memang selalu terapung. "Perahy hidup ini" jangan mudah tenggel. oleh keadaan, kita harus selalu dapat mengatasinya sehingga dapat berumur panjang sampai memper-gunakan tongkat usia tua. 4. "Teked dipasisi napetang perahu bencah" sampai di pantai menemui perahu/ kapal terdampar. Terinspirasi dari sistem hukum tawan karang yang ada pada jaman dahulu di Bali, yakni setiap ada kapal atau perahu yang terdampar di pantai di Bali, rakyat Bali dapat dengan bebas menahan dan merampas barang yang ada pada kapal yang terdampar tersebut. Maksudnya supaya mendapatkan rejeki nomplok, atau dengan usaha yang mudah bisa mendapatkan rejeki yang banyak. Demikian luhurnya makna doa yang diucapkan dalam sebuah upacara otonan bagi masyarakat Hindu Bali yang dikemas dengan simbolis yang dapat dimaknai secara fisik maupun psikologis, dengan harapan agar putra-putri yang menjadi tumpuan harapan keluarga mendapatkan kekuatan dan kemudahan dalam mengarungi kehidupan. Source I Wayan Ritiaksa, l Warta Hindu Dharma NO. 488 Agustus 2007BACAJUGA: Kemenag Minta Jemaah Haji Sultra Jangan Bawa Poster saat Ibadah. Uniknya, kloter 6 itu kembali ke Indonesia pada tanggal 6 Muharam 1444 Hijriah di bawah pendampingan enam petugas haji termasuk Petugas Haji Daerah (PHD). "Maka enam ini bukan suatu kebetulan, tapi adalah sebuah keberkahan," terangnya.Babad Bali - Wewaran / Pewarigaan 16 Juni 2023, Jumat Sukra Pon - Kulantir WEWARAN Nama Urip Dewanya KULANTIR Ekawara Luang 1 Sanghyang Taya Dwiwara Pepet 4 Sanghyang Timira Triwara Kajeng 7 Sanghyang Manacika Caturwara Jaya 1 Bagawan Janaka Pancawara Pon 7 Sanghyang Mahadewa Sadwara Urukung 5 Sanghyang Kwera Saptawara Sukra 6 Sanghyang Bregu Astawara Guru 8 Sanghyang Guru Sangawara Erangan 1 Sanghyang Sangkara Dasawara Duka 4 Sanghyang Durga Kulantir 6 Sanghyang Langsur Sanghyang Langsur Ingkel Manuk Watek madya Buta Pancasuda Lebu katiup angin Pawukon 27 Jejepan Sato Watek alit Uler Paarasan Lakuning lintang Angka Julian 2460112 Lintang Prau pegat Neptu 13 Rakam Macan katawan Prakiraan watakorang kelahiran Jumat Pon Dipengaruhi oleh lintang perahu pegat, wataknya suka bergaul, baik hati, jujur dan mengenal kemanusiaan, tapi suka dipuji dan suka memperlihatkan kekayaan atau kepandaiannya Prakiraan watakorang kelahiran wuku Kulantir Pembawaan Teja, Kayunya Ingas dan Randu, Burungnya Perkutut dan Serindit, ternak Rase, gedung tertutup, lumbung rusak. Gedung terbuka, lumbung tertutup. Wataknya Pemarah, agak kurang lurus hati, kurang cocok untuk perlindungan. Murah hati. Rejekinya tiada menentu, namun hidupnya senang di kemudian hari. Catatan Perhitungan dalam program ini berbasis kalender Gregorian. Walaupun jangkauan perhitungannya sangat luas 14713 tahun, namun mohon para pemerhati memaklumi catatan di bawah ini. Jelasnya lihat Sejarah Valid Range for Gregorian Calendar 4714 to 9999 Although this software can handle dates all the way back to 4714 such use may not be meaningful. The Gregorian calendar was not instituted until October 15, 1582 or October 5, 1582 in the Julian calendar. Some countries did not accept it until much later. For example, Britain converted in 1752, The USSR in 1918 and Greece in 1923. Most European countries used the Julian calendar prior to the Gregorian. dihimpun dari berbagai sumber
KalenderBali Digital - Pencarian Jodoh. Mencari jodoh yang tepat untuk anda berdasarkan tanggal lahir atau otonan, Bali Indonesia. Ramalan Tahun Ramalan Jodoh Kelahiran 29 Juli 2022 Berdasarkan Otonan dengan Pasangan yang Sedang. Anggara Pon Ukir. Suka Duka, Akhirnya Bahagia Buda Umanis Kulantir. Suka Duka, Akhirnya Bahagia
Banten Otonan offering for the Balinese birthday In Bali island, you can find many traditional ceremonies that are very much related to our religion, Hindu everyday. From a simple and needs only hundred thousands rupiahs ceremony to elaborated one that needs more than hundred thousands rupiahs. Celebrating a religious ceremony means we have to prepare one or more banten . It can be simple, not so simple, or even exclusive and also expensive. It depends to you and your finance condition. Banten or offering a free translation of it, as we cannot find any exact word in English is something made by the Balinese and present to the God don’t imagine we come and knock onto His door…it is more in a spiritual sense. One of banten we regularly make is for Otonan, a Balinese birthday anniversary. It is not an annual event, but every 210 days or 7 months in Christian’s calendar. It means that we have our birthday almost twice a year! What would be fancier than that? The offering is consisted of fruits, cakes, tumpeng rice shaped in mountain-like, tebu sugar cane and decorated with sampiyan made from fresh young coconut leaves. Kind of fruits and cakes is up to you, using local or imported one, traditional or western-style or both, choosing your favorite food for banten is very ok. This effect to your banten cost, let’s compare the price of local mangoes and Washington apples. Each for a kilo, are in rupiahs, even 0 if you have your own mango trees like us. Ami-my younger daughter and her banten otonan Some offerings has grilled chicken, a whole of it, from head to toe’. If one chicken is not affordable, then you can replace it with an egg…you know why…egg is the mini version of chicken. When the offering has been presented to the God, it is called lungsuran or surudan and the food is believed had been blessed by the God. In Denpasar, after a family member has finished his prayer of Otonan, he or she will eat together with his or her siblings, part of the banten otonan that is called sesayut consist of round shaped rice, topped with grated and roasted coconut, spiced shrimp and of course the whole grilled chicken. When I said, together, it means literally together, from one plate on the dulang-where you place your offering. In the sesayut, there are small tulung bowl-like, made from busung-young coconut leaves filled with steamed rice and spicy shrimps and others. Tulung means help… the philosophical meaning is to eat the tulungs together will make the family boundaries even closer and they will help each other in this jungle world. Whether it is true or not…one clear fact, every time I see my family read husband, and our two daughters have their sesayut…I know we all feel warm and blessed.
Upacaraini digelar mengikuti perhitungan dalam kalender Bali. Otonan diperingati seseorang yang beragama Hindu setiap 210 hari atau 6 bulan sekali. Perhitungan ini mengikuti dasar perhitungan Sapta Wara, Panca Wara dan Wuku dalam kalender Saka atau kalender Bali. Kemudian setelah lahir ada upacara Kepus Puser, pada umur 42 hari menjalankan
Otonan or Ngotonin is a ceremony commemorating the birthday of one year based on Wuku, 6 six months times 35 days = 210 days. The fall day of Otonan will coincide with Sapta Wara, Panca Wara, and Wuku. Otonan ceremonial purposes is to give thanks to Hyang Widhi for the gift of longevity, as well as please the safety and welfare. Different with the birthday anniversary of using only the calculation of the date and month. Otonan conducted every 6 months 210 days once by using the calendar calculations of bali, 1 month = 35 days. Otonan ceremony always accompanied in prayer, along with giving a string bracelet to someone who was conducting the otonan ceremony. Prayer has the meaning of hope to be physically strong, strong in determination, strong in belief in God and truth, and strong in facing all challenges of life. Symbolic meaning of the bracelet thread Yarn in Bali was “beneng” means straight, and also because the threads are often used to sew something and become straight. The point is that the heart is always on the straight and true. Yarn has a flexible nature and not easily broken as a symbol of resiliency of the heart and not easily discouraged. While the prayer can be seen meaning That life is like on a boat, that every day we must go to work to meet the needs of this life. Life is like a game of chance that with determination and strong convictions must be won. So that “life boat” do not easily drowned out by the circumstances, we must always be able to cope so that they can live a long life until old age. That only with effort and work that easily could get a lot of good fortune. Gusti Bali A Local Private Tour Organizer offers special Bali Tour packages with flexible time arrangements, also offers Bali Transport Service with driver and Special Discount Rate for your holidays in the Paradise Island of Bali. 380 posts Wayang Kulit, or Shadow Puppets as they are more commonly known as in English, are part of an ancient heritage of Pre-Hindu […] Located Celuk village is located in main road five km East of Denpasar Celuk Village is the right destination for gold […] Ubud Tanah Lot Tour is a Bali Full Day Tour package to enjoy visiting Balinese traditional art shop such as Tohpati […] Reputed to be the sister of Buyan Lake, Tamblingan Lake in Bali is the smallest lake of the island and a perfect […]
Priakelahiran 1982 itu meneruskan tongkat estafet praktik pengobatan legendaris yang telah dipopulerkan oleh neneknya tersebut. Aa Akmal begitu sehari-hari ia disapa oleh keluarga dan tetangganya. Dia mengaku telah membuka praktik pengobatan alat vital di Jakarta sejak sekitar akhir 1990-an.
Izin pake fotonya ya. Lucu-lucu banget bayinya Otonan merupakan suatu perayaan yang sudah lumrah dilakukan di Bali. Otonan dimaknai sebagai peringatan hari kelahiran menurut tradisi Hindu di Bali, atau singkatnya bisa disebut sebagai ulang tahun versi Bali. Setiap otonan, umat Hindu Bali diingatkan kembali tentang kelahirannya dan kesempatan berbuat baik selama masih tradisi Hindu di Bali sebenarnya tidak mengenal adanya perayaan ulang tahun, karena mempunyai sistem perhitungan hari kelahiran yang berbeda. Otonan didasarkan pada pertemuan Panca Wara Pasaran Umanis, Pahing, Pon, Wage, Kliwon, Sapta Wara Hari Senin – Minggu, serta Wuku. Dalam menentukan hari otonan pun yang harus dijadikan patokan adalah sistem kalender Saka-Bali, di mana dalam pergantian hari atau tanggal dihitung ketika matahari terbit Sekitar jam 6 pagi.Misalnya saja, seseorang lahir tepat pada Hari Raya Galungan pukul Wita. Maka otonan si anak tersebut adalah setiap Rabu Kliwon Wuku Dungulan. Namun jika si anak lahir sebelum matahari terbit, maka si anak dianggap lahir pada Selasa Wage Wuku penghitungan kalender Bali, Rabu Kliwon Wuku Dungulan akan bertemu kembali setiap 210 hari atau 7 bulan kalender masehi. Karena itu, setiap otonan manusia Bali yang beragama Hindu akan dirayakan setiap 210 hari sekali. Apa saja yang dilakukanselama saat otonan, dan apa doa yang dipanjatkan? Berikut rangkuman dari berbagai sumber Baca Juga Doa Mandi Hindu, dari Gosok Gigi Hingga Memakai Pakaian 1. Otonan bermakna sebagai ucapan syukur dan harapan agar bisa menjadi manusia yang lebih baik lagiIDN Times/Imam Rosidin Otonan adalah hari di mana seseorang memperingati hari kelahirannya, ditujukan untuk memanjatkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi atas napas dan kehidupan yang telah dilahirkan ke dunia diberikan kesempatan untuk memperbanyak perbuatan baik, sehingga bisa meningkatkan kualitas hidupnya. Melalui otonan, seseorang diharapkan bisa mengubah perilakunya menjadi lebih baik, bijaksana, dan welas asih baik kepada orangtua, saudara, keluarga, serta Otonan tidak mesti digelar mewah, yang terpenting adalah nilai dan maknanyaFoto hanya ilustrasi. IDN Times/Imam Rosidin Untuk merayakan otonan, tidak mesti dibuatkan upacara yang besar dan mewah. Hindu Bali memberikan kebebasan bagi umat merayakan otonan bisa menyesuaikan dengan kemampuannya masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana nilai dan maknanya benar-benar dipahami, diresapi, dan tiga tingkatan upacara yang bisa dipilih, yakni tingkat sederhana, menengah, dan utama Besar. Dengan adanya tiga tingkatan itu, maka umat bisa memilih sesuai kemampuannya. Yang paling penting lagi, landasan utamanya adalah sraddha Keimanan, kesucian atau ketulusan Berikut banten sederhana yang dihaturkan selama otonanFoto hanya ilustrasi. IDN Times/Rehuel Willy AditamaSesuai tradisi di Bali, setiap upacara agama selalu dilengkapi dengan banten atau sesajen yang masing-masing jenisnya memiliki makna simbolis tertentu. Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini banten otonan tingkat sederhana Banten pejati bertujuan sebagai upasaksi yakni rasa kesungguhan hati seseorang kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan memohon agar Tuhan bersaksi terhadap upacara yang akan diselenggarakan Banten Byakala mengandung makna simbolis untuk menjauhkan kekuatan Bhutakala kekuatan negatif yang mengganggu umat manusia, agar yang bersangkutan bersih lahir dan batin Banten Peras bertujuan untuk memohon keberhasilan dan kesuksesan upacara yang dilaksanakan. Terkandung pula permohonan kepada Sang Hyang Widhi untuk menyucikan Tri Guna pada diri manusia yakni sifat satwam tenang dan bijaksana, rajas energik dan ambisius serta tamas pasif dan malas Banten Ajuman atau Sodan maknanya umat manusia diwajibkan mempersembahkan terlebih dahulu apa saja yang mesti dinikmati. Seseorang yang menikmati makanan tanpa mempersembahkan terlebig dahulu kepada-Nya, dinyatakan sebagai pencuri yang menikmati pahala dosanya sendiri Pengambean mengandung makna simbolis memohon karunia Sang Hyang Widhi dan para leluhur guna dapat menikmati hidup dan kehidupan senantiasa berdasarkan kebenararan. Juga memohon ketegaran dan ketangguhan untuk menghadapi tantangan hidup Banten Dapetan mengandung makna agar seseorang siap menghadapi kenyataan hidup dalam suka dan duka. Manusia mensyukuri anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan selalu meminta perlindungan dari-Nya Banten Sayut Lara Malaradan mengandung makna keselamatan, mohon kesejahtraan, dan berkurang serta lenyapnya semua jenis penyakit. Baca Juga 4 Doa Hindu Memohon Kesembuhan, Menjenguk Orang Sakit Hingga Melayat 4. Mawat kawat mabalung besi, doa yang sering dipanjatkan saat Upacara otonan bisa dipimpin oleh seorang pendeta, pemangku atau orang yang dituakan dalam keluarga. Jika mengundang pemangku atau pendeta, biasanya akan dirapal mantra-mantra berdasarkan pengetahuan agama. Namun bila otonan dilakukan secara sederhana yang hanya dipimpin oleh tetua keluarga, biasanya doa yang diucapkan menggunakan bahasa yang memimpin upacara otonan bagi sang anak biasanya mengucapkan doa “Dumogi mawat kawat mabalung besi. Dumogi sekancan pekaryan mesari. Pageh makta raga”. Artinya semoga urat nadinya sekuat kawat, balungnya sekuat besi. Semoga semua pekerjaan diambil mendatangkan rezeki yang baik, serta tetap teguh membawa dirinya sendiri dan berpegang pada Dharma Kebenaran.Meski doanya sederhana, namun itulah doa yang paling inti dipanjatkan oleh keluarga untuk anak yang sedang merayakan otonan. Keluarga senantiasa mendoakan kesehatan, rezeki, serta iman teguh sang anak agar bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Mencarijodoh yang tepat untuk anda berdasarkan tanggal lahir atau otonan, Bali Indonesia. Tanggal: Berdasarkan: Ramalan: Tahun: Ramalan Jodoh Kelahiran 28 September 2021 Berdasarkan Tanggal Lahir dengan Pasangan yang Buruk Bali termasuk salah satu wilayah di Indonesia yang di dalamnya memiliki beragam budaya dan ritual yang selalu dilestarikan oleh warganya. Dari sekian banyak budaya dan ritual yang ada di pulau Bali, upacara Otonan adalah salah satu di antaranya. Untuk menjelaskan tentang upacara ini secara singkat, maka kami akan mengatakan bahwa para umat Hindu di Bali mengenal hari kelahiran sebagai Otonan. Dengan membaca penjelasan singkat tersebut, Anda pasti sudah bisa sedikit menyimpulkan bahwa upacara ini akan memiliki unsur yang sesuai dengan agama Hindu. Nantinya, untuk menyelenggarakan prosesi atau upacara Otonan seperti ini, umat Hindu di Bali akan membutuhkan sarana-sarana khusus yang berupa Banten Otonan Bali. Warga Bali sendiri sudah cukup mengenal jenis upacara ini dengan baik, sehingga mereka pasti sudah tidak merasa asing lagi ketika mendengar tentang hal ini. Namun, hal ini akan berbeda bagi orang-orang dari luar Bali yang juga ingin tahu tentang hari peringatan ini secara lebih mendalam. Untuk itu, baca artikel ini sampai akhir agar Anda bisa mengetahuinya. Pengertian dari upacara Otonan adalah hari kelahiran yang peringatannya akan ditentukan dari wewaran menurut tanggal lahir anak, dan umumnya akan diperingati setiap 6 bulan menurut kalender Bali. Seperti yang sudah banyak orang tahu, bahwa kalender Bali ini akan berbeda dengan kalender yang kita gunakan setiap hari. Dalam hal ini, upacara Otonan akan diselenggarakan setiap 210 hari yang disesuaikan dengan kalender tersebut. Selain itu, pada dasarnya upacara Otonan tidak diwajibkan untuk diselenggarakan dengan mewah. Namun, untuk bayi yang berusia 6 bulan pertama umumnya harus diikuti dengan upacara khusus yang dilaksanakan di masing-masing daerah. Nantinya, upacara khusus ini akan memiliki aturan dan tradisinya sendiri, sehingga bisa dipastikan bahwa prosesinya akan sedikit berbeda untuk otonan bayi pertama. Tujuan Otonan Sama halnya seperti upacara-upacara peringatan yang ada di Bali lainnya, upacara Otonan juga memiliki tujuan tersendiri yang di dalamnya mengandung makna sangat besar. Selain membahas tentang pengertiannya, disini kami juga akan membahas tentang tujuannya, yang antara lain adalah Pembersihan badan kasar, agar badan bisa kembali bersih setelah menyelenggarakan jenis upacara suci ini. Penyucian jiwa, agar jiwa bisa kembali suci dan terhindar dari segala keburukan yang ada di dunia ini. Membuat jiwa, raga, dan pikiran lebih stabil, agar seseorang bisa menjalani kehidupan secara lebih bersih dan nyaman. Ucapan Otonan Bali Untuk mengakhiri pembahasan tentang upacara Otonan Bali, kami juga akan memberikan informasi lengkap terkait bagaimana ucapan Otonan Bali yang tepat, dan ucapan tersebut adalah Ucapan yang berbunyi Ne cening jani mesapuh-sapuh, apang ilang dakin liman ceninge, apang kedas cening ngisiang urip. Bacaan ini akan diucapkan ketika proses mesapuh-sapuh. Ucapan yang berbunyi Jani cening masegau, suba leh liman ceninge. Melah-melah ngembel rahayu. Bacaan ini akan diucapkan ketika proses matepung tawar. Ucapan yang berbunyi Jani cening magelang benang, apang cening mauwat kawat matulang besi. Bacaan ini akan diucapkan ketika proses matetebus. Ucapan yang berbunyi Ne cening ngilehang sampan, ngilehan perahu, batu mokocok, tunked bungbungan, teked dipasisi napetang perahu bencah. Bacaan ini akan diucapkan ketika proses ngayab sesayut. Informasi tentang upacara Otonan Bali memang menarik untuk dibahas, sehingga Anda juga perlu memahami penjelasan di atas, agar Anda bisa semakin mengenal segala jenis budaya yang ada di pulau Bali.il6N.